IKLAN

Sabtu, 26 Juli 2014

TIPU DAYA SANG BURUNG BANGAU

TIPU DAYA SANG BURUNG BANGAU
                Malini adalah sebuah danau. Pemandangannya sangat indah, air jernih membuat senang penghuninya. Berbagai jenis hewan air merasa aman tentram. Mereka hidup damai tanpa ada gangguan. Suatu hari datanglah seekor bangau yang terbang di atas danau itu. Ia amat terpesona melihat keindahannya. Dengan segera ia mendekati danau itu dan mulai menjalankan akal muslihatnya. Ditepi danau itu ia mengambil sikap berdiri dengan satu kaki menghadap ke arah danau, seakan-akan ia menjadi seekor bangau pertapa yang telah meninggalkan alam keduniawian.
                Berhari-hari ia bersikap demikian tanpa bergerak-gerak sedikitpun. Lama-lama ikan-ikan di danau merasa heran dan mereka mulai berani mendekati bangau yang sedang “bertapa”. Dua ekor ikan mencoba lewat dimuka bangau itu. Tapi bangau tidak mengubah sikap sedikitpun. Ia seakan-akan tak mempunyai nafsu lagi untuk menikmati kehidupan yang indah ini. Akhirnya semua ikan di danau itu tak merasa takut lagi padanya, dan mereka tak merasa khawatir akan dijadikan mangsa bangau itu. Suatu hari, karena rasa ingin tahunya, raja ikan di danau itu bertanya pada bangau, “Mengapa kau sedih, wahai bangau?”
                “Oh ikan yang baik, aku berbuat demikian ini adalah atas kehendak dewa. Aku telah sadar dari segala perbuatanku yang telah lalu, yang membuatku sangat berdosa besar terhadap dewa-dewa. Sebab itu aku hendak menebus dosa-dosaku itu dengan petunjuknya, dan mulai saat ini aku tak mau lagi memusuhi sesama mahluk, termasuk engkau ikan-ikan, apa lagi memakannya. Alangkah gembiranya ikan-ikan mendengarnya. Tetapi beberapa hari kemudian alangkah herannya ikan-ikan ketika dilihatnya bangau menagis. Maka bertanyalah sang raja ikan: “Hai bangau! Mengapa engkau menangis?”
                “Oh ikan, alangkah sedihnya aku, jawab bangau sambil terus mengisak-isak.”Mengapakah demikian, bangau?” tanya ikan lagi.
                “Sebenarnya akan datang bencana yang bakal menimpa kita sekalian, penghuni danau indah ini. Aku telah mendengar kabar, bahwa tiada beberapa lama lagi para nelayan akan mengadakan penangkapan ikan besar-besaran. Mereka telah membuat jala, pancing dan bubu sebanyak-banyaknya. Oh ikan, itulah yang telah menjadi buah pikiranku selama ini. Karena itu ikan-ikan, aku hanya dapat berpesan, berhati-hatilah kalian menghadapi bencana yang bakal tiba. Aku berdosa tidak bisa melindungi agar kalian dapat menyelamatkan diri masing-masing terhadap nelayan yang serakah itu.”
                Mendengar berita itu alangkah sedihnya hati para ikan. Mereka saling bertangisan di hadapan bangau sambil meratap-ratap.
                “Oh bangau, tiadakah engkau dapat member pertolongan agar kami dapat terlepas dari bencana itu?”
                “Hm, ikan-ikan, aku punya akal. Aku bersedia memberi pertolongan, memindahkan kalian satu-persatu ke danau lain tak jauh dari sini.”
                Karena rasa takutnya terhadap bencana yang akan menimpa, maka satu-persatu ikan-ikan diterbangkan. Tetapi bangau itu tidak terbang menuju tempat yang dijanjikan. Melainkan dibawanya ke sarang mereka.
                Disana dengan lahapnya dimakannya ikan-ikan itu. Demikian seterusnya, sampai ikan-ikan di danau itu habis.



                Kalau Anda ingin memenangkan suatu persaingan, kenalilah dahulu pesaing Anda. Sediakan waktu dan kesabaran hati untuk mengamati kebiasaan mereka, memahami cara berpikir mereka, dan berbicaralah dengan bahasa mereka. Ketika Anda berhasil menjalin hubungan yang baik dan memperoleh kepercayaan mereka, you rule the world! Anda bisa megatur keadaan semau Anda.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar