KELELAWAR PENGECUT
Ketika seekor
singa sedang menyantap makanan, tiba-tiba seekor burung elang terbang rendah
dan menyambar makanan tersebut.
“Kurang
ajar!” kata sang raja hutan itu dengan sangat marah. Kemudian ia memerintahkan
seluruh binatang untuk berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung.
Binatang lain pun setuju sebab mereka merasa telah diperlakukan sama oleh
bangsa burung.
Ketika
malam mulai tiba, bangsa burung kembali ke sarangnya. Kesempatan itu digunakan
oleh para singa dan anak buahnya untuk menyerang bangsa burung. Bangsa burung
pun kocar-kacir melarikan diri.
Melihat
bangsa burung kalah, bangsa kelelawar merasa cemas, mereka pun bergegas menemui
sang raja hutan.
“Sebenarnya
kami ini termasuk bangsa tikus, walupun kami mempunyai sayap. Maka izinkan kami
bergabung dengan kelompokmu. Kami akan mempertaruhkan nyawa kami untuk
bertempur melawan burung itu,” kata kelelawar memohon. Tanpa berfikir panjang
singa pun menyetujuinya.
Dalam
pertempuran berikutnya kelompok yang dipimpin singa balik diserang. Kelompok
burung menyerang mereka dengan cara melemparinya memakai batu-batuan. “Awas
hujan batu!” teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri.
Kelompok
kelelawar kembali cemas, mereka berfikir untuk balik membantu kelompok burung,
“Lihatlah sayapku, aku ini seekor burung seperti kalian”, Elang pun menerima
dengan senang hati.
Pertempuran
berlanjut, kera-kera dari kelompok singa, menunggang gajah sambil membawa busur
dan anak panah. Setelah kelompok singa menang, kelelawar berpihak kembali
kepada kelompok yang menang.
Pada
pertempuran terakhir, baik kelompok singa dan kelompok burung tersadar bahwa
tidak ada gunanya saling bermusuhan. Mereka pun bersahabat kembali dan berjanji
tidak akan saling mengganggu satu sama lain.
Sifat
pengecut dan tidak berpendirian kelompok kelelawar pun lama kelamaan diketahui
oleh kedua kelompok singa dan kelompok burung. Mereka memutuskan untuk mengusir
kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa sangat malu sehingga harus
bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila malam tiba
dengan cara sembunyi-sembunyi.
Siapa diri kita ditentukan oleh prinsip yang
kita tegakkan. Citrakan diri Anda sebagai pribadi yang teguh dalam pendirian.
Kegigihan Anda dalam memperjuangkan prinsip akan menjadi modal yang luar biasa
untuk membangun sebuah jaringan bisnis atau kerjasama.
Syukurilah
perolehan Anda saat ini dan nikmatilah setiap prosesnya. Orang jarang bisa
sukses bila mereka tidak menikmati apa yang mereka kerjakan (Dale Carnegie).
Janganlah terlalu bernafsu untuk menjadi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar