IKLAN

Sabtu, 26 Juli 2014

ANAK KERANG MUTIARA

ANAK KERANG MUTIARA
                Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
                “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga ibu tak bisa menolongmu.”
                Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.
                Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
                Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaanya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.




                Jangan percaya dengan cara yang mudah untuk menjemput sukses. Tak ada sukses yang datang dengan mudah. Jika Anda berbisnis, pilihlah model bisnis yang menawarkan keuntungan wajar. Banyaklah belajar dan tekunlah, maka secara bertahap Anda akan mematangkan bisnis tersebut. Dan secara profesional Anda telah membangun kesuksesan Anda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar