IKLAN

Sabtu, 26 Juli 2014

AYAM YANG BUTUH PENGAKUAN

AYAM YANG BUTUH PENGAKUAN
                “Kenapa sih,” kata seorang kaya pada pelayannya, “Orang-orang mengataiku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti asuhan?!”
                “Akan saya ceritakan kisah tentang ayam dan sapi,” jawab pelayannya.
                Seekor sapi begitu popular, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam. “Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan,” kata ayam pada sapi. “Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa begitu?”
                “Apakah anda tahu apa jawaban sang sapi?” kata pelayan.
                Sang sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.”



                Kekayaan yang kita miliki tidak sepenuhnya jerih payah kita sendiri. Tentunya banyak orang lain yang terlibat di dalamnya. Jadi, mengapa harus menunggu untuk melakukan kebaikan? Dengan apa yang kita miliki sekarang, kita telah mampu berbuat banyak.

                Nikmatilah hidupmu dengan melakukan hal-hal kecil, karena suatu saat nanti jika menoleh ke belakang, ternyata hal-hal kecil itu tidak kecil. (Robert Brault)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar