IKLAN

Sabtu, 26 Juli 2014

BELAS KASIH SINGA PADA SEEKOR TIKUS

Cinta Persahabatan

BELAS KASIH SINGA PADA SEEKOR TIKUS
                Seekor singa sedang tidur-tiduran di sebuah padang rumput di hutan. Perutnya lapar, karena sejak pagi tadi dia belum menyantap sesuap makanan pun. Tiba-tiba penciumannya serasa menemukan ada makanan di dekatnya. Dia mulai mencari-cari apa gerangan yang bisa dimakannya itu. Ternyata, seekor tikus sedang bermain-main dibalik rerumputan.
                “Hai, tikus, tahukah kamu bahwa engkau telah menggangguku,” kata singa sambil mengaum, memperlihatkan taringnya yang tajam.
                “Aaauuuummmmmmm……..!! Awas, kau akan kujadikan santapan pertamaku hari ini.” Dengan sigap singa meloncat, dan dalam sekejap, tikus kecil yang malang itu sudah berada dalam genggamannya.
                “Oh, singa yang baik, janganlah kau makan diriku,” kata tikus itu ketakutan setengah mati. “Di rumahku tujuh ekor anakku sedang menungguku dan makanan yang sedang kubawa ini,” tikus mengiba. Air matanya mulai menetes dari matanya. Dia menangis…,’cit…cit…cit…cit’.
                “Ho…ho…ho.. aummmmm, aku tidak akan melepaskanmu tikus kecil. Perutku sudah lapaaaar sekali. Bisa pingsan aku kalau tidak makan sekarang,” singa sudah bersiap hendak memasukkan tikus malang itu ke dalam mulutnya.
                “Hai, singa, bagaimana kalau kita buat perjanjian. Hari ini biarkan aku pergi. Aku berjanji akan menolongmu kelak jika kau dalam kesulitan,” kata tikus mulai berani.
                “Bagaimana mungkin mahluk kecil sepertimu menolong aku yang kuat dan besar ini?! Ho, ho, ho, aummmmm…!” Namun sang singa terbit rasa kasihannya melihat tikus kecil itu menangis. “Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Lagipula, dagingmu pasti tidak bisa mengenyangkan perutku. Sana, cepat pergi!!”
                Tikus dengan senang hati berlari meninggalkan singa sambil teriak, “Terima kasih, singa…”.
                Suatu hari tikus sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara seekor singa sedang mengaum, tampaknya kesakitan. “Auummmmm…., aduuuuhhh…, tolooong…,tolooong. Aku terkena perangkap pemburu jahat. Tolooong, auuummmm.”
                Tikus segera menghampiri asal suara itu. Rupanya singa masuk perangkap yang dibuat pemburu.
                “Jangan khawatir singa, aku datang menolongmu!” teriak tikus pada singa.
                “Cepatt! Aku sudah tidak tahan lagi…, auuummmm,” kata singa. Tikus segera melompat masuk ke dalam lubang perangkap. Satu demi satu tali perangkap yang mengikat singa digigitnya hingga putus.
                Dan akhirnya, singa terbebas. Segera dia melompat keluar dari lubang perangkap.
                “Terima kasih tikus, kalau tidak ada kamu, pasti aku sudah ditangkap pemburu jahat itu.”
                Akhirnya, sejak saat itu singa dan tikus bersahabat dan selalu bermain bersama.



                Anda tidak akan pernah tahu kebahagiaan yang ditimbulkan oleh kebaikan hati (Bree Abel). Ketika Anda memberikan kebaikan, berhentilah untuk menuntut balas terhadap kebaikan tersebut. Jangan merasa rugi. Sebab, bukankah Anda juga telah memperoleh banyak kebaikan dari orang lain?
                Jika Anda menyadari bahwa sepanjang hidup Anda telah dipenuhi dengan kebaikan orang lain, apakah Anda masih menemukan alasan untuk tidak mau berbuat baik?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar