Tidak
pernah merasa puas, hanya bisa ditutupi dengan rasa syukur kepada Tuhan.
-
Anonymous -
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Mangkuk Tanpa Alas
Seorang
raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi.
Di keramaian, ia berpapasan dengan
seorang pengemis.
Sang raja menyapa pengemis ini, “Apa
yang engkau inginkan dariku?”
Si pengemis itu tersenyum dan
berkata, “Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.”
Sang raja terkejut, ia merasa
tertantang, “Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta,
katakanlah!”
Maka menjawablah sang
pengemis,”Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan
apa-apa.”
Rupanya sang pengemis bukanlah
sembarang pengemis.
Namun raja tidak merasakan hal itu.
Timbul rasa angkuh dan tak senang
pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis.
“Sudah aku katakan, aku dapat
memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan
kaya-raya.”
Dengan penuh kepolosan dan
kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah,
”Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk
ini dengan apa yang tuanku inginkan.” Bukan main!
Raja menjadi geram mendengar ‘tantangan’
pengemis di hadapannya.
Segera ia memerintahkan bendahara
kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar
ini dengan emas!
Kemudian bendahara menuangkan emas
dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis.
Anehnya, emas dalam pundi-pundi
besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tak mau kehilangan muka di hadapan
rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu.
Tetapi mangkuk itu tetap kosong.
Bahkan seluruh perbendaharaan
kerajaan: emas, intan berlian, permata telah habis dilahap mangkuk sedekah itu.
Mangkuk itu seolah tanpa dasar,
berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang
raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa,
terbata-bata ia bertanya,
“Sebelum berlalu dari tempat ini,
dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”
Pengemis itu menjawab sambil
tersenyum, “Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas.
Itulah yang mendorong manusia
senantiasa bergelut dalam hidupnya”.
Ada kegembiraan, gairah memuncak di
hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu.
Ketika akhirnya engkau telah
mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada
lagi artinya bagimu.
Semuanya hilang ibarat emas intan
berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu.
Kegembiraan, gairah, dan pengalaman
yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan..
Begitu saja seterusnya, selalu
kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu
merasa kekurangan.
Raja itu bertanya lagi, “Adakah
cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?”
“Tentu ada, yaitu rasa syukur
kepada Tuhan.
Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan
akan menambah nikmat padamu,”
Ucap sang pengemis itu, sambil ia
berjalan kemudian menghilang.
- dari milis -
Sukses untuk Anda
Corporate Learning Center
Tidak ada komentar:
Posting Komentar