Berguru pada Kegagalan
Jakarta, 22 February, 2006 10:23:11

Jakarta, 22 February, 2006 10:23:11

Salah
satu rahasia kesuksesan adalah tidak takut pada kegagalan. Karena kegagalan adalah cermin untuk memperbaiki diri
dan jembatan untuk menuju sukses. Kegagalan membuat manusia menjadi matang dan
besar, sebab kegagalan akan menjadi bahan kajian dalam membenahi diri. Kegagalan tidak akan bermakna, bila dijadikan tumbal dalam
menitai nasib. Inilah kesalahan yang
sering dilakukan kaum pekerja. Akibatnya mereka pesimis dan putus asa. Berserah
diri, atau menyerahkan segalanya pada Yang Menentukan Nasib.
Ja'far Subhani
dalam bukunya yang berjudul "Bahagiakan Diri Anda" menjelaskan, sejarah menunjukkan, kesuksesan datang setelah kegagalan.
Ja'far Subhani menambahkan, orang yang pernah gagal akan memasuki dunia barunya
dengan jiwa perkasa. Tidak itu saja. Orang yang pernah gagal tidak akan
menumbangkan harapannya, tapi mereka akan terus membangun harapan walaupun harus jatuh bangun.
Dan akhirnya, mereka pun sampai pada tujuan yang
diharapkan.
Bagi orang lemah,
kekalahan atau kegagalan adalah racun yang mematikan. Bagi orang perkasa,
kegagalan adalah tangga menuju kemenangan. Falsafah ini dipakai oleh Napoleon, "begitu aku
mengalami kekalahan, maka aku akan mendapatkan cara meraih kemenangan."
Ini membuat Napoleon menjadi orang besar, dicatat oleh sejarah dunia. Napoleon
sering dijadikan bahan inspirasi dalam meraih harapan.
Falsafah ini juga
ada di Asia, "habis gelap timbullah terang. Dalam kebencian terdapat
kesenangan, dalam keputusasaan terkandung banyak harapan." Ajaran ini
menunjukkan bahwa, orang Asia mempunyai semangat maju seperti manusia Barat
yang telah menyatakan diri sebagai manusia modern. Melakukan perubahan terhadap
peradaban dunia. Terbukti, sebagai wakil Asia, kini Jepang, Korea Selatan dan
Cina, sudah menjadi raja kecil dalam percaturan ekonomi dunia.
Tabah
dan Konsisten
Selain belajar pada kegagalan, ada hat lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai sukses, yaitu sabar dan konsisten. Orang sering salah paham dalam mengartikan sabar dan konsisten. Akibatnya salah berperilaku, menjadi malas, pasif, pasrah pada takdir, dan mau hidup di bawah segala kezaliman. Perlu disadari, kesabaran, ketabahan dan konsisten adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Sedangkan malas dan pasif, adalah kunci kegagalan.
Selain belajar pada kegagalan, ada hat lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai sukses, yaitu sabar dan konsisten. Orang sering salah paham dalam mengartikan sabar dan konsisten. Akibatnya salah berperilaku, menjadi malas, pasif, pasrah pada takdir, dan mau hidup di bawah segala kezaliman. Perlu disadari, kesabaran, ketabahan dan konsisten adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Sedangkan malas dan pasif, adalah kunci kegagalan.
Sebagian orang
berpandangan, konsisten adalah faktor nomor dua dalam meraih keberhasilan
(setelah berkerja dan berusaha). Pandangan yang keliru. Sebab, seluruh faktor keberhasilan itu saling berkaitan, tidak bisa
dipisahkan antara satu sama lain. Orang punya semangat tapi tidak
konsisten, mereka akan lebih mudah putus asa saat menghadapi problem. Karena
mereka tidak mempunyai motivasi untuk bertahan.
Yang lebih penting
lagi, jangan berpandangan bahwa semua pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu
singkat. Setiap pekerjaan mempunyai tingkat persoalan berbeda-beda. Ada yang
sulit ada yang mudah. Begitu juga dengan tingkat kecerdasan dan ketangkasan,
dalam menyelesaikan pekerjaan clan karier.
Keterlambatan
sukses, bukan berarti gagal menggapai sukses. Dalam kasus ini, kita bisa belajar
pada semut yang berada di atas batu, ingin naik ke tiang lampu di
pinggir jalan. Walaupun kecil, tapi mempunyai semangat yang kuat. Menelusuri
jalan panjang, naik turun, menahan licinnya tiang, dan jatuh. Tapi tetap bersemangat,
untuk naik ke atas tiang lampu. Dan karena konsisten, sang semut sampai juga di
atas tiang lampu.
Begitu juga dengan
Sakaki, ilmuwan abad 7 H. Pada usia tiga puluhan, Sakaki baru mulai belajar.
Sepuluh tahun lamanya ia belajar, berbagai cemoohan didapati. Pada suatu hari,
Sakaki pergi ke Sahara. Di sana
ia melihat tetesan air hujan jatuh ke bongkahan batu. Pemandangan itu membuatnya berpikir panjang dan berkata,
"hati dan jiwaku lebih keras daripada batu. Sekiranya cucuran ilmu seperti
air hujan mengucur ke dalam hatiku. tentu akan menjadi kekuatan yang bisa
membuang kebodohan, laksana air hujan memecah bongkahan batu," Kemudian
Sakaki kembali ke kota dan belajar. Karena konsisten dan teguh, ia kemudian
menjadi seorang pujangga Arab terkenal. Ia membuat buku tentang bahasa Arab
yang menjadi panduan di semua Universitas Islam.
Belajar
Dari Kegagalan
Semua kejadian buruk dan baik mempunyai hikmah, begitu juga dengan-kegagalan. Kegagalan akan bermakna seandainya kegagalan tersebut dijadikan panduan. Berikut til belajar dari kegagalan.
Semua kejadian buruk dan baik mempunyai hikmah, begitu juga dengan-kegagalan. Kegagalan akan bermakna seandainya kegagalan tersebut dijadikan panduan. Berikut til belajar dari kegagalan.
Bercermin. Selain sebagai ilmu, kegagalan
juga bisa menjadi cermin Tempat berkaca dan mengevalusi diri atas
tindakan yang telah dilakukan. Kesempurnaan itu hanya bisa ditata, jika manusia
sering melakukan evaluasi.
Mengubah
Pola. Meninggalkan sistem
kerja lama, menggantikan dengan membuat sistem baru. Sistem yang sesuai dengan
perencanaan dan target. Tidak sedikit perusahaan
mengalami kegagalan, karena bertahan pada sistem lama, padahal zaman terus
berubah.
Belajar
Pada Senior. Belajarlah pada
teman yang pernah mengalar kegagalan, karena mereka lebih tahu cara untuk
mengatasi kegagalan. In put dari berbagai sumber,
akan memudahkan diri dalam mencari kesempurnaan.
Sabar. Kesabaran membuat orang menjadi lebih yakin terhadap perubahan.Karena
perubahan merupakan proses yang membutuhkan waktu.
Bisa lama, bisa singkat, ter gantung beban persoalan clan keje niusan seseorang
dalam menyelesaikan permasalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar